Business Process Re-engineering (BPR)
adalah sebuah pendekatan untuk mencapai peningkatan kinerja perusahaan dalam
waktu yang relatif singkat. BPR berfokus memeriksa aliran dan proses pekerjaan,
baik dalam maupun antar-organisasi. Sebuah proses bisnis dapat dilihat sebagai
sebuah himpunan pekerjaan yang saling terkait, yang dilakukan untuk mencapai
hasil bisnis yang pasti. Berdasarkan jurnal yang ditulis oleh Nazli Sadat Safavi, Nor Hidayati Zakaria dan Mahyar
Amini yang berjudul "The Risk Analysis of System Selection and Business
Process Re-Engineering Towards the Success of Enterprise Resource Planning
Project for Small and Medium Enterprise", BPR yang dilakukan secara
memadai mengarah secara positif ke pengurangan biaya pada pelaksanaan Enterprise
Resource Planning (ERP). Pengurangan biaya ini juga terkait pada
keberhasilan pelaksanaan ERP di perusahaan.
Minggu, 08 Maret 2015
Selasa, 03 Maret 2015
E-COMMERCE
E-commerce
saat ini dapat dilakukan dengan mudah akibat akses internet yang
lebih murah dan banyak bank telah menyediakan fitur e-banking yang
mendukung proses pembayaran e-commerce. Berbelanja di internet
pun menjadi alternatif bagi konsumen karena dirasa lebih nyaman
daripada berbelanja konvensional. Berdasarkan jurnal berjudul "A
Structural Equation Modeling of Purchasing Decision through
E-Commerce"
yang ditulis oleh Togar Alam Napitupulu dan Okky Kartavianus;
kemudahan pembayaran, kepercayaan, manfaat belanja online, kualitas
informasi memiliki dampak yang signifikan terhadap keputusan
pembelian konsumen secara online. Di antara faktor-faktor
tersebut, kepercayaan adalah faktor yang paling penting yang
mempengaruhi keputusan pembelian secara online. Penjual e-commerce
disarankan untuk lebih memperhatikan faktor kualitas informasi di
situs, kemudahan pembayaran, kepercayaan konsumen, dan keuntungan
dari belanja online untuk menarik lebih banyak konsumen bertransaksi
di websitenya.
ENTERPRISE RESOURCE PLANNING
Enterprise
Resource Planning (ERP) adalah sistem informasi yang berperan
mengintegrasikan berbagai aspek bisnis di dalam perusahaan. Isu
penting dalam implementasi ERP adalah bagaimana menjembatani
kesenjangan antara sistem ERP dan proses bisnis perusahaan, dengan
pilihan mengubah sistem ERP atau mengubah proses bisnis, atau
menyesuaikan keduanya. Berdasarkan jurnal "Determining
ERP Customization Choices using Nominal Group Technique and
Analytical Hierarchy Process"
yang ditulis oleh Sudhaman Parthasarathy dan Srinarayan Sharma, tim
pelaksana ERP di perusahaan lebih memilih untuk menggunakan sistem
ERP sesuai sistem dasarnya, dibandingkan melakukan perubahan baik
pada sistem ERP dan proses bisnis untuk menyesuaikan keduanya.
Menggunakan sistem ERP sesuai sistem dasarnya dianggap akan
mengarahkan perusahaan untuk menggabungkan praktik-praktik industri
yang baru dan beradaptasi dengan perubahan teknologi dan tuntutan
yang berbeda-beda dari pelanggan.
MANAGEMENT INFORMATION SYSTEM DAN COMPETITIVE ADVANTAGES
Untuk
mencapai tujuan kinerja strategis, perusahaan mengadopsi sistem
informasi manajemen (management
information system/MIS)
yang canggih dan komprehensif. Berdasarkan jurnal yang berjudul
"Management Information
Systems and Strategic Performances: The Role of Top Team Composition"
yang ditulis oleh David Naranjo-Gil, MIS yang canggih memfasilitasi
perusahaan untuk mencapai kinerja strategis dalam hal pengurangan
biaya dan fleksibilitas perusahaan. Temuan dari penelitian ini juga
menunjukkan bahwa TMT dengan pendidikan dan pengalaman fungsional
yang beragam dapat mengelola informasi yang disediakan oleh MIS yang
canggih secara lebih luas. Keanekaragaman TMT dalam hal latar
belakang pengalaman dan pendidikan meningkatkan efektivitas TMT dalam
menghadapi pengambilan keputusan yang kompleks, sehingga TMT tersebut
memiliki keterampilan dan perspektif yang tinggi dalam mengelola
sistem informasi yang komprehensif, yang merupakan potensi untuk
meningkatkan kinerja strategis dan competitive
advantages.
Langganan:
Postingan (Atom)